KEDATANGAN BANGSA BARAT DAN
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Kapitalisme Eropa dan Kehadiranya
VOC di Nusantara
Kapitalisme
Eropa membawa dampak yang sangat besar terhadap perdagangan di Asia Tenggara. Hal
ditadai dengan datanganya pertama kali bangsa portugis di Malaka dan disusul
oleh Belanda dan Inggris. Kedatangan bangsa barat ke Asia Tenggara tidak
terlepas dari keadaan di Eropa pada masa itu. Dimana kekuasaan islam berhasil
menguasai perdagangan di Eropa akan tetapi orang – orang eropa seperti bangsa
Portugis berhasil mencapai kemajuan dibidang teknologi tertentu yang
kemudian melibatkan bangsa portugis
dalam sala satu pertualangan mengarungi samudera yang paling berani pada
zmaannya. Sehingga Untuk menjelajah
kearahh timur petunjuk didapat melalui
informasi – informasi dari
Marcopolo[1].
Kedatangan
portugis di Asia dilatar belakangi kejatuhan konstatinopel ketangan turki
sehingga pusat – pusat perdangangan di
Timur Tengah termasuk sebagian daerah Mediterania dikuasai oleh orang – orang
islam. Dengan ini monopoli perdagangan antara Eropa dan Asia jatuh ketangan
orang islam yang menjual harga rempah
- rempah dengan sangat tinggi. Keadaan inilah yang membuat bangsa Portugis mulai sadar mereka harus mendapatkan rempah –
rempah sendiri dan datang kedunia timur yaitu Indonesia. Keinginan ini juga tidak terlepas untuk
mengembagkan ajaran kristen sekaligus mengahancurkan kekuasaan islam, apalagi
setelah islam menguasai Semenajung Liberia. Sehingga tahun 1511 Alfonso
alburquerque menaklukan Malaka.
Belanda
datang ke Asia tahun 1640, sebelum Belanda datang ke Asia dibawah pimpinan Cornelis De Houtman 1596.
Bangsa belanda merupakan pedagang – pedangan yang mengambil rempah – rempah
dari Indonesia di Lisabon ( Portugal)
dan dan memperdagangkan keseluruh Eropa . tahun 1594 Belanda dilarang
mengambil rempah – rempah di Lisabon
karena ketika itu Lisabon merupakan wilayah Spanyol yang baru siap melawan Belanda dalam perang
80 tahun. Karena itulah Lisabon tidak mau menjual rempah – rempah kepada
Belanda sehingga Belanda mencari sendiri
pusat rempah – rempah kedunia timur. Yang memudahkan Belanda sampai kedunia
timur adalah buku “ Itinerario oleh Van Linschoten”[2].
Kedatagan Belanda membuat geram Portugis yang waktu itu penguasa Selat Malaka
dan Rempah di Goa. Belanda berhasil menduduki Malaka tahun 1641 setelah mengalahkan
Portugis.
Inggris
tidak begitu melihat persainganya di
Malaka karena Inggris
juga tidak bisa menandingi kekuasaan Belanda di Malaka. Perimbangan kekuasaan setahap demi etahap berubah hal ini dsiebabkan karena revolusi
Prancis dan perang Napeleon di Eropa,
dimana tentara Napaleon berhasil menduduki Belanda dan seluruh daerah jajahan Belanda jatuh ke
Tagan Inggris termasuk Asia tengara dan Inggris memanfaatkan kondisi ini untuk
merebut Malaka ( 1975 ) dan Nusantara (1811). Setelah berakhir perang Napoleon nanti
seluruh wilayah jajahan Belanda dikembalikan kepada Belanda oleh Inggris.
Sedangankan di Nusantara Inggris hanya menduduki Bengkulu.
Kehadiran VOC di
Nusantara Bangsa Belanda datang pertama kali dibawah pimpinan
Cornelis De Houtman tahun 1596 yang mendarat
yaitu di Pelabuhan Banten.[3]
Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah rempah – rempah yang membuat Belanda memperoleh keuntungan
yang sangat besar, Belanda berusaha mengadakan monopoli perdagangan dan
menjajah. Sehingga terjadi pertikaian yang di alami oleh pedagangan – pedagang Belanda dengan pedagang Eropa lainya untuk
menyelesaikan permasalahan ini dibuatlah sebuah kongsi dagang dinamakan VOC ( Vereenigde Oast
Indische Compagnie) yang didirikan 20 Maret 1602, kongsi dagang ini terdiri dari buka hanya orang Belanda tetapi
juga pedagangan Eropa. Dengan adanya VOC
sehingga terjadilah monopoli perdagangan besar – besaran dan Belanda
mendapatkan banyak untung.
Kekuasaan dan Praktek Monopoli VOC di Nusantara ( jaringan perdagangan VOC
di Indonesia ( Maluku, Priangan, Jabar dan Vorstenlanden)
VOC
yang didirikan 20 Maret 1602 mempunyai tujuan yaitu (a), mengindari
persaingan diantara pedagang belanda sendiri (b), menyaingi pedagang – pedagang
lain (c), memperkuat posisi sehingga dapat melaksanakan monopoli
perdagangan rempah – rempah dan membantu Belanda dalam bidang keuangan.
Untuk mengawasi pelaksanaan monopoli
perdagang pemerintah Hindia Belanda menunjuk seorang Gubenur jenderal yaitu Pieter Both, tahun 1603 digantikan oleh
Jan Pieterzoon Coen.
Pemerintah
Belanda memberi hak oktroi kepada VOC
yang meliputi : hak mopoli perdagang rempah – rempah, hak untuk
memeliahara angkatan perang, hak untuk memerintah wilayah yang diduduki, hak
untuk mencetak uang, hak untuk melakukan perjanjian – perjanjian dengan raja –
raja di nusantara, hak untuk membantu keuangan pemerintah Hindia Belanda.
Dalam
waktu yang singkat VOC berkembang pesat
seelah berhasil mendapatkan daerah pengahasil rempah – rempah yaitu
Maluku, VOC memusatkan kedudukan di Ambon, VOC kerja sama dengan sulatan
Baabullah untuk mengusir Portugis dari Maluku
dan menjadikan Ambon sebagai pusat kedudukan. VOC berusaha menguasai
perdagangan diseluruh Maluku dan melaksanakan monopoli perdagangan rempah – rempah.
Upaya
– upaya yang dilakukan oleh VOC dalam menguasai perdangangan : monopoli perdagangan
yang sangat merugikan rakyat, Hongi Tochten ( pelayaran hongi) pelayaran menyusuri pantai yang dilengkapi
dengan angkatan perang untuk
mengawasi para pedagan Maluku agar tidak menjual rempah – rempahnya selain
VOC, Ekstiparsi yaitu menebang tanaman rempah – rempah milik
penduduk supaya produksi rempah – rempah
tidak berlebihan, Contigenten yaitu rakyat diwajibkan mmbayar pajak berupa hasil
bumi, Leverentie yaitu rakyat wajb menyerahkan pajak berupa hasil bumi didaerah yang tidak dikuasai VOC, Preanger Stesel yaitu kewajiban bagi
rakyat untuk menanam kopi didaerah
pariangan , hasil kopinya nanti dibeli dengan harga yang telah didtetukan oleh
VOC
Di
Maluku, VOC berusaha mengusai perdagangan dan memonopoli hal ini disebabkan Maluku
penghasil rempah – rempah di nusantara
komoditi ekspor yang terpenting pada masa itu. Di kepulauan Ambon masyarakat mendapat hak
atas tanah untuk perkebunan cengkeh dan hasil cengekh dijual kepada VOC dengan
harga tertentu sedangkan tanah pusaka hasil alam dipakai oleh keluarga dan juga
VOC mengembang sistem pemerintahan desa
serta pendidikan desa namun disamping itu VOC timbul kepincangan2 sistem
“ ekspedisi Hongi” ekspedisi yang
terdiri dari perahu kora2 ini dimiliki
oleh negeri masing – maisng kepulauan ambon untuk mengawasi pulau Seram, buru
dan manipa yang dilarang mengahsilkan cengkeh dan setiap cengkeh dipulau itu
ditebang oleh VOC da di angkut dengan
kora – kora tersebut. VOC menjual cengkeh dengan harga yang sangat tingggi
sehingga menguntungkan bagi Belanda. Dengan ini VOC mendapatkan keutungan yang
sangat besar si Maluku namun masih ada
usaha masyarakat untuk menyelundupkan
dan melangat peraturan yang dibuat VOC , dalam rangka menguasai membasmi
penyelendupan VOC membuang, mengusir dan membantai penduudk pulau Banda tahun
1620 dan berusaha menganti mereka dengan
orang Belanda yang memperkejakan kaum budak
Perubahan
penting terjadi sejak tahun 1677, ketika VOC menerapkan sebuah sistem
eksploitasi yang khusus berlaku di Sunda, khususnya Priangan, yang dikenal
dengan istilah Preanger Stelsel. Sistem ini dipahami sebagai sebuah sistem
dimana rakyat Priangan diwajibkan menanam kopi dalam jumlah tertentu, sebagai
kompensasi dari pembebasan membayar pajak dalam bentuk uang, rakyat Priangan
diwajibkan menyetor kopi dalam jumlah tertentu, rakyat Priangan pun hanya bisa
menjual kopi kepada VOC dengan harga yang mereka tentukan sendiri. Penerapan
sistem ini sangat menguntungkan VOC, yang pada gilirannya berdampak positif
bagi surplus perekonomian pemerintah Belanda. Produksi kopi dari Priangan sangat
berpengaruh penting bagi produksi kopi dunia. Produksi kopi Priangan terus meningkat pada
tahun-tahun berikutnya. Jika dibandingkan dengan keresidenan-keresidenan lain
di Pulau Jawa, produksi kopi Priangan adalah yang paling tinggi
VOC dan Negara – Negara Pantai Per
Kotaan
VOC
juga berhasil menduduki wilayah Sulawesi Selatan, setelah melalu perjanjian
bonggaya VOC berhasil menguasai melalui Aru Palaka dengan catatan VOC tidak
mencapuri urusan dalam negeri akibat
perbuatan yang dilakukan VOC banyak bangsawan meniggalkan bugis untuk menjadi bajak laut dan
menjadi pansehat raja di Sumatra. Kemudian sebagiannya lagi ada yang menjadi
investor dalam perdagangan Intrerisuler / berbaur dengan masyarakat setempat
dan mejadi musuh bagi VOC.
Di
Nusa Tenggara VOC melakukan aktivitas terbatas
karena selain flores ( pengahasil kayu cendana) Sawu dan Rote tidak begitu berarti apa – apa bagi
pedagangan, disini VOC mendapat perlawan dari Portugis yang akhirnya bertahan di Timor – timur. Di
Rote VOC mendapat kedudukan yang kuat
dan penduduk banyak memeluk agama kristen sehingga mereka bebas dari
perbudakan dan status naik menjadi anak emas.
Di
Pulau Sumatera bagian Utara VOC berhasil
menerapkan kekuasaan dengan memonopoli lad, walaupun Mlaka berhasil direbut oleh
Benlanda namun Aceh dan Johor lawan yang sangat berah bagi VOC untuk
mendapatkan kedudukan di Selat Malaka. Dalam abad ke 18 hegemoni dipantai Barat
Sumatera yaitu padang, Pariaman, dan
painan terkenal dengan Lada dan emas
masih dipertahankan sedangkan
daerah perdalaman belum tersentuh sama sekali.
Di
Pulau Jawa, Banten dan Mataram kekuasaan dipegang oleh VOC , didaerah yang
dikusai oleh VOC tidak hanya menetapkan monopoli hasil suatu daerah tetapi juga menetapkan monopoli terhadap barang
impor. Disamping itu VOC juga mendapatkan hak istimewa sebagai ibalan atas bantuan terhadap penguasa
setempat ( menjadi dewan panesehat dan mengurus segala keperluan raja,
menempatkan residen ).
Daftar Pustaka
Ricfles.sejarah
indonesia modern 1200-2008.
Marwati
Djono, Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI.
D.G.E
Hall.1984. Sejarah Asia Tenggara.
[1]
Marcopolo yang memperkenalkan Asia Selatan kepada orang Eropa dan singah di
Samudera pasai daam perjalanan ke Cina
[2]
Itinerario merupaka buku penunjuk jalan kedunia timur yang membuka rahasia mengenai jalan laut dan
tempat – tempat kaya dengan rempa – rempah didunia timur, ikut mendorong
belanda untuk datang keseberang lauatan
terutama ke Asia Tenggra , ini berarti saingan bagi monompoli rempah – rempah portugis di Asia Tyang
berpusat di Goa da bergudang di malaka.
[3]
Pelabuhan Banten merupakan pelabuhan yang besar di Jawa Barat
ijin copy
BalasHapus